Ini Dia Rincian Biaya Membangun Rumah Minimalis Tahun 2023

pavingsobo.com– Beberapa tahun terakhir, rumah bergaya minimalis menjadi salah satu tren terpopuler di dunia arsitektur. Karena cenderung lebih sederhana Biaya membangun rumah Minimalis Tentu saja akan berbeda dengan biaya membangun rumah pada umumnya.

Seperti namanya, rumah mungil merupakan konsep desain arsitektur yang mengedepankan kesederhanaan, fungsionalitas, dan efisiensi dalam pemanfaatan ruang. Jenis desain ini biasanya memiliki bentuk geometris sederhana, warna netral, dan garis rendah.

Oleh karena itu, semakin banyak orang yang lebih memilih rumah berdesain minimalis. Pasalnya dengan desain yang simpel, fungsional, namun tetap estetis, rumah mungil menawarkan banyak keuntungan bagi pemiliknya.

Baca juga: 10 Macam Jenis Atap Baja Ringan Dan Bahan Materialnya

Ini Dia Rincian Biaya Membangun Rumah Minimalis Tahun 2023

Perkiraan biaya membangun rumah minimalis terbaru

Dengan pemanfaatan ruang yang cerdas dan tertata dengan baik, rumah bergaya minimalis dapat memberikan kenyamanan dan keteraturan yang luar biasa. Terutama bagi keluarga kecil atau individu yang menginginkan gaya hidup sederhana.

Rumah bergaya Minimalis memerlukan waktu dan biaya perawatan yang lebih sedikit dibandingkan dengan rumah konvensional, terutama rumah berukuran besar. Selain itu, rumah jenis ini membantu mengurangi penggunaan sumber daya alam dan energi, sehingga mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan.

Namun perkiraan biaya membangun rumah mungil tidak sesederhana desainnya. Sebagai panduan, berikut adalah perkiraan biaya yang Anda perlukan untuk membangun rumah dengan gaya ini.

  1. Upah tenaga kerja

Upah tenaga kerja merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi perkiraan biaya pembangunan rumah jenis apa pun, termasuk tipe Minimalis. Umumnya ada 3 jenis sistem pembayaran yang digunakan untuk gaji karyawan.

Diantaranya biaya Rp 100 – 150 ribu per hari, sistem kontrak jasa Rp 600 – 800 ribu per meter persegi, dan sistem kontrak penuh dengan tarif lebih tinggi Rp 3 – 5 juta per meter persegi.

Setiap sistem penggajian mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Yang penting perlu diperhatikan bahwa sistem kontrak jasa hanya mencakup pembayaran jasa tenaga kerja, biaya material ditanggung sendiri.

Namun dari segi waktu, sistem distribusi massal umumnya lebih cepat dibandingkan sistem harian. Sedangkan jika sewaktu-waktu ingin mengubah hasil pembangunan, meskipun pembangunan sudah selesai, maka sewa sistem harian akan lebih memungkinkan.

Selain itu, perlu diketahui bahwa itu adalah gaji untuk karyawan Biaya membangun rumah Minimalis Ini bervariasi tergantung pada waktu pembangunan, lokasi geografis, ukuran rumah dan jumlah serta jenis pekerjaan yang dilakukan.

  1. Tanah dan lokasi konstruksi

Biaya selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah biaya tanah dan bangunan. Misalnya untuk biaya tanah, Anda ingin membangun rumah dengan tipe 21/60.

Artinya, Anda membutuhkan sebidang tanah dengan luas 60 m², harga tanah di wilayah incaran Anda misalnya 2 juta rupiah per m². Total biaya pembelian tanah tersebut adalah Rp 2 juta/m² x 60 m² = Rp 120 juta.

Baca juga: Ini Dia Cara Memilih Baja Ringan Yang Berkualitas Untuk Kontruksi Bangunan Rumah

Sedangkan perkiraan biaya konstruksi mencakup biaya pembelian bahan konstruksi. Pasir, semen, batu bata, keramik, besi dan baja, dll.

Jadi, pastikan Anda memberi tahu majikan Anda tentang biaya-biaya ini. Misalnya Anda ingin menggunakan sistem grosir lengkap dengan biaya MR3 juta.

Artinya, berdasarkan harga grosir penuh Rp 3 juta/m², biaya yang perlu dikeluarkan adalah 21 x Rp 3 juta = Rp 63 juta. Selain itu, total biaya pembelian tanah dan bangunan dengan sistem kontrak adalah Rp 120 juta + Rp 63 juta = Rp 183 juta.

  1. Biaya tersier

Saat menghitung Biaya membangun rumah Minimalis, pastikan juga untuk memeriksa dan memperhatikan kemungkinan pengeluaran untuk pengeluaran tingkat ketiga (pengeluaran lainnya). Biasanya pembayaran ini ditujukan untuk pengeluaran tak terduga.

Misalnya ketika Anda ingin menambahkan beberapa dekorasi, furniture baru, membangun taman, mendekorasi ruangan, menambahkan beberapa instalasi, dll.

Selain itu, contoh biaya tersier lain yang harus dimasukkan dalam perhitungan adalah perizinan, pajak, dan biaya konsultasi dengan arsitek atau desainer. Namun, jenis biaya ini dapat bervariasi tergantung pada wilayah geografis dan kompleksitas proyek.

Karena bersifat kontingen, maka rincian biaya sebenarnya tidak dapat dihitung atau direncanakan secara pasti dalam RAB. Namun, Anda bisa menyisihkan minimal 10% dari total RAB konstruksi untuk biaya tersier.

Berdasarkan perkiraan harga di atas dan perkembangan harga terkini di Indonesia, biaya membangun rumah mungil bisa mencapai lebih dari 100 juta rupiah, yang tidak mudah untuk dikumpulkan dalam waktu singkat. Jadi Anda bisa menerapkan tips berikut untuk menghemat uang:

  1. Pilih staf profesional yang dapat Anda negosiasikan

Biaya tenaga kerja merupakan salah satu item anggaran terbesar ketika ingin membangun sebuah rumah. Oleh karena up kuat untuk menahan pembangunan, hal ini dapat membahayakan Anda dan keluarga.

Jika Anda mengetahui jenis tanah Anda, Anda dapat menentukan jenis pondasi apa yang terbaik untuk rumah Anda. Untuk memahami jenis-jenisnya dengan lebih baik, Anda perlu mengetahuinya 12 Jenis Pondasi Rumah yang Perlu Anda Pahami.

Oleh karena itu, sebelum membangun rumah, selalu dilakukan uji tanah untuk mengetahui seberapa baik reaksi tanah. Hal ini untuk memastikan tidak ada kondisi fisik atau kimia yang dapat merusak rumah Anda nantinya.

Baca juga: Ini Dia Rincian Biaya Membangun Rumah Minimalis Tahun 2023

Jenis tanah berdasarkan ukuran tanah

Namun ada hal yang sangat penting yaitu mengenali beberapa jenis tanah berdasarkan ukuran partikelnya.

Tanah berbutir kasar, tanah jenis ini banyak mengandung kerikil dan pasir.
Tanah berbutir halus Contoh tanah berbutir halus adalah tanah liat.
Tanah dengan kandungan bahan organik tinggi, tanah dengan kadar bahan organik tinggi, yaitu tanah gambut.

Jenis tanah berdasarkan bahan dan proses pembentukannya

Selain itu, Anda perlu mengetahui beberapa jenis tanah berdasarkan komposisi dan proses pembentukannya. Berikut daftar dan penjelasannya:

  1. Tanah aluvial

Ini adalah jenis tanah yang Anda temukan di dasar sungai. Tanah aluvial berupa endapan lumpur yang terbawa aliran air sungai.

Air sungai mempunyai pengaruh yang besar terhadap kandungan dan sifat tanah yang melewatinya. Teksturnya yang lembut dan kemudahan budidaya atau pemupukan membuat tanah aluvial cocok untuk pertanian.

Tanah aluvial mempunyai sifat berwarna coklat dan teksturnya mirip dengan tanah liat. Tanah aluvial mudah menyerap air dan mempunyai kandungan mineral yang tinggi.

Jika digunakan dalam bidang pertanian, tanah sedimen dapat berguna untuk memperlancar irigasi dan menyimpan tempat penampungan air bagi tanaman. Bagaimana cara membangun rumah? Tentu saja jenis tanah ini tidak cocok.

  1. Tanah humus

Humus dikenal sebagai sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang telah terurai oleh organisme tanah. Tanah ini bisa dikatakan terbentuk dari pelapukan daun, ranting dan bagian tanaman lainnya.

Tanah humus mempunyai warna tanah yang gelap dan gembur serta mempunyai daya serap yang tinggi. Tanah humus banyak ditemukan di daerah tropis.

Tanah ini termasuk jenis tanah Cocok jika Anda ingin membangun rumah di atasnya dan menanamnya di pekarangan. Kandungan air yang tinggi dan sumber unsur hara yang cukup akan menjaga tanaman di taman Anda tetap sehat.

Baca juga: 7 Rekomendasi Alat pemadat Tanah serta fungsinya

  1. Tanah kapur

Tanah kapur dibagi menjadi dua kelompok, tanah resin dan tanah Mediterania. Tanah kapur umumnya sangat tipis dan tidak dapat menyerap air. Jenis tanah seperti ini kurang cocok Anda gunakan sebagai alas tempat tinggal Anda.

  1. Tanah berpasir

Tanah berpasir terbentuk dari pelapukan batupasir. Anda bisa menemukannya di daerah pesisir dan kepulauan. Tanah berpasir memiliki sifat berpori sehingga mudah melewati air. Namun tanah berpasir bukanlah jenis tanah yang mengandung mineral.

Teksturnya kasar seperti kerikil, tanah berpasir biasanya digunakan sebagai bahan konstruksi. Jenis tanah ini cocok untuk membangun rumah karena cukup kuat untuk menopang pembangunan rumah anda.

Namun jika struktur tanahnya banyak mengandung pasir, maka tanah tersebut kurang cocok untuk membangun rumah lebih dari satu lantai. Oleh karena itu, sebelum membangun rumah di atas tanah tersebut, perlu dilakukan uji beban pada tanah berpasir untuk memastikan ketahanan tanah penyangga pondasi konstruksi.

  1. Tanah vulkanik

Tanah vulkanik terbentuk dari letusan gunung berapi sehingga mempunyai kandungan unsur hara yang tinggi dan menjadikan tanah ini mempunyai tingkat kesuburan yang baik.

Tanah vulkanik berwarna hitam pekat di bagian atas dan coklat kemerahan di bagian bawah. Anda bisa membangun tempat tinggal di atas tanah ini.

Tanah yang subur dapat membantu Anda bercocok tanam di pekarangan rumah. Karena tanah vulkanik mempunyai nutrisi yang baik. Namun kerusakan tanah rentan terhadap erosi tanah, dan jika terjadi kecelakaan, struktur tanah mudah terkikis.

  1. Tanah gambut

Tanah ini merupakan bahan organik dari rumput atau hutan yang telah mengalami pelapukan. Tanah gambut memiliki kandungan unsur hara yang rendah dan kandungan asam yang tinggi.

Ciri khasnya, kelonggaran yang sangat tinggi, tanah ini tergolong jenis tanah yang tidak cocok digunakan sebagai pondasi rumah. Karena tanah gambut dipenuhi material lain, belum tentu menjadikannya padat dan cocok untuk dibangun perumahan.

Jika Anda membangun di atas tanah yang terlalu gembur, seperti gambut, maka ada risiko tinggi tanah tersebut runtuh karena tidak mampu menopang struktur bangunan. Tanah gambut biasanya ditemukan pada cekungan antara sungai, daerah pesisir, dan lahan basah.

  1. Tanah latrit

Tanah yang terakhir adalah tanah yang terbentuk dari hilangnya unsur hara dalam tanah akibat erosi tanah. Oleh karena itu, unsur hara yang ada di dalam tanah ini sangat sedikit karena mudah larut dan terbawa oleh air hujan.

Dengan tingkat keasaman yang netral dan pH yang netral, tanah yang terakhir dapat digunakan sebagai daerah resapan air. Tanah ini biasanya digunakan sebagai bahan bangunan rumah.

Artinya, tanah tersebut dapat Anda manfaatkan untuk membangun rumah dan menopang struktur rumah Anda.

Sekarang Anda sudah tahu jenis-jenis tanah yang perlu diperhatikan saat membangun rumah. Dengan cara ini, Anda dapat membangun rumah dengan lebih aman karena Anda memahami apa yang terkandung di dalam tanah dan bagaimana reaksi tanah yang nantinya akan menjadi fondasi rumah Anda.

Selain lahan yang bagus, Anda juga membutuhkan material bangunan yang kuat dan berkualitas untuk membangun rumah yang aman dan nyaman. Jika salah memilih, hal ini akan berdampak besar pada keawetan bangunan. Bahan bangunan yang berkualitas rendah tentunya akan mudah hancur jika terjadi bencana seperti gempa bumi.

Baca juga: Ini Dia Cara Yang Benar Menghitung Luas Atap Bangunan Rumah

Nah, agar rumah Anda tahan gempa, Anda juga harus mengetahuinya Cara memperkuat pondasi rumah agar kokoh. Tujuannya agar bangunan tempat tinggal Anda dapat bertahan lama dan terlindungi dari segala kemungkinan kerusakan. Oleh karena itu, Anda perlu memilih dengan cermat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *