pavingsobo.com-Begini Cara Pemanfaatan Lumpur Lapindo sebagai bahan baku Paving
Lumpur Lapindo dapat digunakan sebagai bahan baku tambahan pembuatan batu bata
Kasus bahaya lumpur panas dari pengeboran gas PT. Pada tanggal 29 Mei 2006 di Siring, Kecamatan Porong, Propinsi Sidorjo, Desa Jawa Timur, Lapindo Brantas menimbulkan kerugian yang tidak wajar. Banyaknya genangan air dan pendangkalan merupakan masalah dan harus dicari cara untuk memanfaatkannya. Penggunaan lumpur secara komersial yang sesuai adalah produksi bahan bangunan, terutama batu bata merah. Hal ini berdasarkan hasil penelitian Tim Lumpur UMM (2006) karena lumpur Lapindo mengandung tanah liat dan dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan batu bata. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan prototipe batu bata lumpur sebagai grade/kelas batu bata. Penelitian ini bersifat eksperimen, dengan desain eksperimen “one group pre-post-post design”. Pada penelitian ini variabel bebasnya adalah persentase lanau dalam lempung 0%, 10%, 15%, 20%, 25%, 30%, 35%, 40% dan variabel terikatnya adalah kuat tekan, daya serap air batu bata dan kekuatan rekat bata.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bata Kelas I memiliki kandungan liat antara 15% sampai 25%. Persentase lumpur 0%, 10%, 30%, 35% menghasilkan batako kelas II dan persentase di atas 35% menghasilkan batako dengan grade lebih rendah dari batako standar. Lebih dari 20% untuk batu bata yang terbuat dari tanah liat, nilai daya serap air bata kurang dari 20%, sehingga perlu direndam air sebelum pemasangan. Pada 0%, 10%, 15%, nilai penyerapan air bata di bawah 20%, pemasangan bata tidak perlu perendaman. Kata kunci: Lumpur porong, bata merah, bagian bata merah
Pendahuluan Kasus lumpur panas di Desa Siring, Kecamatan Porong, Provinsi Sidorjo, Jawa Timur. Tanggal 26 Mei 2006 – Sekarang, telah memberikan dampak yang luar biasa terhadap lingkungan, ekonomi, kehidupan sosial dan kelangsungan hidup masyarakat di daerah tersebut. Banjir yang relatif besar menunjukkan jumlah semburan lumpur yang cukup banyak. Kelebihan lumpur dalam jumlah yang banyak merupakan masalah sekaligus bahaya dan harus dicarikan solusinya, salah satunya dengan memanfaatkan lumpur tersebut sebagai bahan bangunan berupa bata lumpur. Penelitian tentang lumpur penting dilakukan untuk mengembangkan bahan bangunan di daerah tersebut karena sampai saat ini sudah dimanfaatkan
Begini Cara Pemanfaatan Lumpur Lapindo sebagai bahan baku Paving
Hasil Penelitian PBP 2008
Tidak bagus dan masih dilempar, tanah liat terbaik untuk pembuatan bata adalah tanah liat dengan pasir, yang memiliki kemampuan menyerap air yang cukup. Sodjarno dan Abdul Rochim dalam Yudawati dkk., 1997 menyatakan bahwa lumpur bersifat liat dan dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan batu bata. Berbagai penelitian yang menggunakan berbagai jenis lumpur sebagai bahan baku tambahan bahan bangunan antara lain: Bambang. S dan Vidharti (2003) melakukan penelitian yang menggunakan lumpur sungai sebagai bahan baku pembuatan perkerasan batu dan hasilnya lumpur sungai dapat digunakan sebagai perkerasan jalan dengan menambahkan 20-30 persen lumpur sungai pada agregat halus. Herliastuti (2001) mempelajari pemanfaatan lumpur tanaman dari pengolahan air minum sebagai bahan baku pembuatan batu bata. Campurkan tanah liat. Hasil penelitian yang dipaparkan oleh Widiastuti, dkk (2005), sludge limbah industri percetakan sebagai bahan baku tambahan dalam produksi 10 sampai 30% sludge limbah cair di pasir. Batu bata adalah bahan bangunan yang dimaksudkan untuk konstruksi bangunan dan terbuat dari tanah liat atau campuran lainnya, dengan daya tahan api yang besar sehingga tidak dapat rusak jika ditanam di dalam air. Klasifikasi bata merah dibagi menjadi tiga tingkatan oleh Heinfrick (1999) sebagai berikut: 1. Bata merah tingkat I dengan kuat tekan rata-rata lebih dari 100 kg/cm dan tidak ada perbedaan ukuran 2. Bata merah tingkat II dengan kuat tekan rata-rata kekuatan 80 kg/cm2 dan 100 kg/cm2 dan selisih ukuran dari sepuluh benda uji. 3. Bata merah tahap III dengan berat rata-rata 60 kg/cm 2 sampai dengan 80 kg/cm 2 dan ukurannya menyimpang dari dua dari sepuluh sampel uji. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membeli bahan bangunan berupa batu bata tanah liat, mendukung program pemerintah dalam upaya memenuhi kebutuhan bahan bangunan, dan kemungkinan mendirikan usaha kecil.
Yang memproduksi batu bata dari tanah liat, sebagian mengatasi hal ini
Masalah
Badan Pengelola Lumpur Sidorjo dan penciptaan lapangan kerja baru.
Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat eksperimen, desain eksperimennya adalah “one group pre-post-test design”. Pada penelitian ini variabel bebasnya adalah persentase lanau pada lumpur dan variabel terikatnya yaitu kuat tekan, kemampuan bata menyerap air dan kekuatan bata serta perbedaan delapan perlakuan dengan tiga. Duplikasi. Penelitian dilakukan di tingkat laboratorium dengan memisahkan tanah liat, sekam padi, air dan persentase lanau dalam tanah liat untuk membuat batu bata. Tahap persiapan 0%, 10%, 15%, 20%, 25%, 30%, 35% dan 40% dimulai dengan pengambilan material lumpur dari PT. Frozen Lapindo Brantas berlokasi di Komplek Perumahan Tangulangin Anggun Sejatera, Sidorjo. Kerajinan gerabah tersebut berasal dari “home industri” Dusun Krikilan, Desa Watesnegoro, Kecamatan Mojosari, Mojokerto. Kemudian dilanjutkan dengan pengujian material. Setelah bahan yang diuji memenuhi syarat dilanjutkan pembuatan batu bata dalam proses pembakaran, tahapan pembakaran adalah sebagai berikut : 4.
Tahap I Suhu ± 120 0 C. (Tahap pengeringan): Proses pelepasan air.
4
Suhu tingkat II ± 600
0
C (pembakaran tahap pertama): pelepasan air yang
Itu muncul di batu bata. 4
Suhu tingkat III ± 800 0 C. (tingkat oksidasi).
4
Suhu tingkat IV ± 1020
0
C. (Tingkat retensi suhu pembakaran penuh selama 1 –
2 jam). Setelah melakukan empat tahap pembakaran di atas, proses pendinginan berlangsung. Bagian dari alur penelitian ditunjukkan pada Gambar 1.
3
Hasil Penelitian PBP 2008
ini dia
Persiapan bahan dan peralatan
Pengujian bahan primer
Pembuatan benda uji
Persentase lumpur porong dalam lempung
0%
Tahap kedua
10%
25%
15%
30%
Pembakaran benda uji
20%
40%
35%
Uji mutu bata: 4 kuat tekan 4 daya serap air bata 4 kuat rekat
Langkah ketiga
Analisis uji data
( PRODUK )
Bata merah siap pakai.
Begini Cara Pemanfaatan Lumpur Lapindo sebagai bahan baku Paving
Bata resapan air (SNI 03-0691-1996) Bata merah bagus bila direndam dalam air, tidak menghasilkan banyak gelembung dan tidak hancur bila dicuci dengan air. Perhitungan Penyerapan Air Bata;